Warta-palapa.com, Bandarlampung
Di momen Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, Bang Opik merupakan tokoh pemuda Kota Bandarlampung yang peduli akan kondisi pandemi saat ini. Menanggapi PPKM yang diperpanjang, menurut Bang Opik langkah yang diambil pemerintah ini bisa menjadi langkah yang baik apabila tepat dalam penyelenggaraannya namun juga bisa menjadi hal blunder bagi pemerintah. Penerapan PPKM haruslah bertujuan memberikan rasa aman bagi masyarakat dan mendahulukan kebutuhan dasar masyarakat selama diterapkan PPKM.
Terpantau dilapangan menurut bang Opik masih banyak persoalan yang terjadi selama PPKM, dari penutupan jalan protokol yang dinilai kurang pas karena mengganggu akses ekonomi masyarakat, karena bagaimanapun PPKM akan berfungsi apabila yang diperketat adalah perbatasan kota dengan benar-benar perketat surat dan syarat orang dari luar masuk atau sebaliknya.
Menurut pengetahuan covid 19 bukan menyebar karena mobilisasi kendaraan yg lewat jalan, penularan karena kontak fisik dengan pasien terpapar covid, doplet, imun tubuh yang lemah dan banyak penyebab terpapar virus covid 19, kuncinya penerapan prokes ketat yang dibutuhkan. Pemerintah dan aparat mesti bijak menyikapi PPKM.
Jangan sampai kebijakan ini hanyalah kebijakan formalitas sehingga berdampak kepada hajat hidup orang banyak. Masyarakat sudah banyak yang susah akibat pandemi ini jangan ditambah lagi persoalan-persoalan dilapangan apalagi berkaitan penyekatan yang menurut bang Opik kurang tepat. Butuh ada kebijakan yang benar-benar tepat dan jangan lupa rakyat harus mendapatkan kompensasi yang jelas atas kebijakan ini. Karena bisa menjadi bom waktu bagi pemerintah dan masyarakat. Kita harus saling memahami dan empati, semoga semua bisa kita lewati dengan aman.
Bang Opik mengingatkan persoalan hari ini bukan bagaimana mencegah covid 19 terjadi tapi bagaimana ekonomi tetap berjalan ditengah pandemi covid 19. Karena percuma saja kebijakan PPKM berjalan atau yang lainnya kalau banyak menciptakan persoalan baru dan lebih bahaya dari covid 19. Karena orang dalam keadaan lapar akan cenderung berbuat apa saja untuk mempertahan kehidupannya. Jadi harus benar-benar tepat ketika pemerintah mengambil kebijakan Agar tidak menambah persoalan berikutnya. (Marli)